13 September, 2009

FILM KARTOON IPIN & UPIN, ANAK SAYA SUKA



Ditengah maraknya protes kita terhadap Malaysia yang mengklaim produk budaya kita sebagai milik mereka, kita mulai tersadar apa artinya sebuah budaya. Budaya merupakan jati diri suatu bangsa. Orang Jawa sangat identik dengan blankon dan keris dibelakang pingangnya. Orang sering mengartikan orang Jawa itu manis di depan (blankon) namun berbahaya dibelakang (keris) sangat berbeda dengan orang Sumatra yang menyelipkan keris dipingang depannya yang sering di artikan berani dan tidak ada yang di tutup-tutupi. Itulah sekelumit budaya daerah yang merupakan ciri khas suatu bangsa. Dapat di pahami jika bangsa Indonesia meradang atas klaim Malaysia.

Akhir – akhir ini saya jadi sering nonton film upin dan ipin yang diputar TPI. Anak saya juga sangat menyukainya, terutama si kembar Arya dan Bela. Apa pasal? pasalnya adalah mereka sama-sama kembar dan film ini mendidik, lucu dan menceritakan kehidupan yang sangat bersahaja dan sangat kental nilai keislaman yang menjadi basic dari ketimuran orang – orang melayu.

Film ini buatan malaysia, tapi dibandingkan dengan pilm kartun jepang makai dengan jujur saya akui lebih baik, lebih mendidik, dan pesan moralnya kuat banget. Film Upin dan Ipin ini merupakan film kartun tiga dimensi yang menceritakan dua anak kembar yang telah ditinggal oleh ibunya menghadap yang Maha Kuasa. Jadilah si Upin (sebagai kakak ) dan Ipin ( adik ) tinggal bersama dengan Opah ( nenek ) – nya, bersama dengan kakak kandung mereka satu -satuya yaitu Kak ros.Film ini mengambil tema kehidupan sehari – hari dengan latar belakang kehidupan pedesaan yang sangat bersahaja. Dengan pengemasan ide yang digarap apik , membuat film ini menjadi tontonan yang asik, mendidik, dan sekaligus membuat saya mempunyai pilihan tontonan di tengah tayangan bulan ramadhan ini.

Saya teramat jengkel dan sakit hati menonton tayangan acara di bulan ramadhan ini di semua stasiun televise. Acaranya benar-benar “kampungan” dan menyebalkan. Setiap saat kita di sodori lawakan yang tidak lucu menikmati saat sahur. Acara yang di kemas berselera rendah karena di buat asal-asalan dan berselera humor yang tidak berkelas. Acara yang banyak di pandu oleh pelawak-pelawak karbitan yang bermodalkan nekad dan muka badak asal ngomong kesana kemari.

Ditengah kegersangan acara yang mendidik itu maka film kartoon Ipin dan Upin merupakan dahaga di tengah padang pasir. Seharusnya kita belajar dari tetangga kita yang acara tivinya mendidik yang membuat bangsanya lebih maju. Selamat menonton Ipin dan Upin produksi Malaysia, anak saya aja suka.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Upin & Ipin siapa yg tidak suka?....semua unsur ada..cuba kita lihat :
1. Edukasi ......jelas mendidik sederhana , tajam
2. Teknologi.....3D mau lagi komentar apa?
3. Hiburan.......Excelent Apa lagi...
Sudahilah bermusuhan mari kita sama2 nikmati film upin & ipin...hayati seakan akan kita ada di dalamnya...asyik bukan

twin2 mengatakan...

saya orang melayu tentu tak suke bermusuhan dengan saudare sendiri....salam