31 Juli, 2011

INDONESIA MENUJU PIALA DUNIA 2014



Janeiro - Indonesia masuk grup yang relatif berat di putaran ketiga Pra Piala Dunia 2014 zona Asia. Tergabung di Grup E, tim Garuda akan bersaing dengan Iran, Qatar, dan Bahrain.

Dalam drawing di Rio de Janeiro, Minggu (31/7/2011), Indonesia yang masuk Pot 4 harus meladeni negara-negara tangguh dari Asia Barat. Iran adalah peringkat 54 dunia, Qatar adalah perempatfinalis Piala Asia 2011, sementara Bahrain nyaris lolos ke Piala Dunia 2006.

Persaingan sengit akan terjadi di Grup C dan Grup D. Di Grup C, Jepang akan bertemu kuda hitam Uzbekistan, Suriah, dan negara yang sepakbolanya sedang bangkit, Korea Utara.

Di Grup D, Australia akan saling bunuh dengan Arab Saudi dan Oman. Thailand akan mencoba peruntungannya di tengah kepungan tiga negara kuat di atas.

Dari lima grup ini, dua peringkat teratas akan lolos ke putaran keempat. Putaran keempat berisi 10 negara yang terbagi ke dalam dua grup.

Dari dua grup di putaran keempat, juara dan runner-up akan langsung lolos ke putaran final. Dua negara yang menempati peringkat ketiga akan saling beradu dalam babak playoff.

Pemenang playoff akan bertemu dengan penghuni peringkat kelima zona Amerika Latin untuk memperebutkan satu tiket ke putaran final.

Hasil drawing putaran ketiga Pra Piala Dunia 2014 zona Asia:

Grup A: China, Yordania, Irak, Singapura
Grup B: Korea Selatan, Kuwait, Uni Emirat Arab, Lebanon
Grup C: Jepang, Uzbekistan, Suriah, Korea Utara
Grup D: Australia, Arab Saudi, Oman, Thailand
Grup E: Iran, Qatar, Bahrain, Indonesia
( mfi / nar )

MARZUKI ALIE: MAAFKANLAH PARA KORUPTOR

Marzuki: Maafkan Koruptor, Kalau Mengulangi Dihukum Mati


detikcom
Marzuki: Maafkan Koruptor, Kalau Mengulangi Dihukum Mati

Jakarta - Ketua DPR yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie mengajak semua rakyat Indonesia untuk memulai hidup baru. Memaafkan koruptor dan membenahi sistem baru transaksi keuangan serta hukuman mati bagi para koruptor.

"Seluruh koruptor dipanggil pulang suruh bawa uangnya masuk, kenakan pajak. Kita saling memaafkan seluruh Indonesia, memaafkan koruptor, semuanya dimaafkan. Tuhan saja memaafkan semua manusia. Tapi tidak boleh mengulangi lagi, kalau diulangi dihukum mati," ujar Marzuki.

Hal ini disampaikan Marzuki usai salat Jumat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis Jumat (29/7/2011).

Kemudian para koruptor harus membawa uang mereka kembali ke Indonesia. Tetap menjadi uang mereka, namun dikenakan pajak saat uang itu dipindahkan ke Indonesia.

"Setelah itu suruh bawa semua uang mereka masuk dikenakan pajak. Cukup bawa pulang ke Indonesia saja. Terlalu repot kita menyelidiki masa lalu. Karena masa depan adalah kehidupan kita. Semuanya kita saling memaafkan," tutur Marzuki yang mengenakan kemeja batik dan peci ini.

Setelah itu , menurut Marzuki segera dilakukan pembatasan transaksi tunai. Setiap transaksi diatas Rp 1 juta harus mulai bank supaya mudah dilacak sumber dananya.

"Kalau memberantas korupsi kita harus berani melakukan dua hal. Tidak boleh bertransaksi tunai diatas Rp 1 juta sehingga tidak ada lagi orang yang membawa miliaran uang tunai, semua harus lewat proses perbankan. Kita harus berani menyiapkan UU tindak pidana korupsi dengan pembuktian terbalik, saya yakin dalam lima tahun Indonesia akan bersih. Sebelum itu dibuat pemutihan. Uang di luar negeri silahkan masukkan dalam negeri dikenakan pajak. Semuanya clearkan dengan hal baru. Daripada uang itu beredar di luar negeri," tandasnya.




MENGENAL KEPRI LEBIH DEKAT

Hari ini (30/09/10),adalah hari ketiga pengembaraan kami di Kep. Riau, Pulau Lingga akan menjadi tempat persinggahan selanjutnya. untuk menyebrang ke pulau Lingga kita harus mampis ke Pelabuhan Sri Bintan Pura yang berada di Kota Tanjung Pinang. perjalanan sekitar 40 menit akan kami tempuh dari desa Kawal menuju Tanjung Pinang.

Cuaca sedang bersahabat, matahari terus tersenyum sambil memancarkan sinar-nya. perkampungan nelayan menjadi teman perjalanan menuju Ibu Kota Provinsi Kep. Riau tersebut. setibanya di Tanjung Pinang, kami harus memesan tiket boat untuk menyeberang ke pulau yang dinobatkan sebagai "Bunda Tanah Melayu" tersebut.

Jadwal penyeberangan kami masih satu jam lagi, "ngapain yah kita di sini sejam lagi?" ucap Darto. Aku pun sigap membuka handphone untuk mencari objek wisata yang berada dekat dengan pelabuhan Sri Bintan Pura. Pandangan tertuju pada tulisan "Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah," yang terletak di Jalan Ketapang. Aku pun langsung menyodorkan objek wisata ini ke Darto.

"Ayo lah kita ke sana, daripada ga jelas di sini," ucap Darto. Kami pun berangkat menggunakan ojek ke sana. Tidak sampai 15 menit, kami tiba di Museum tersebut. seorang pengurus museum yang cantik menghampiri, "mau melihat museum yah?" ucap sang petugas. "iya, berapa tiket-nya kak?" saut Darto sambil mengeluarkan dompet-nya. Sang petugas pun menjawab, kalau untuk masuk ke Museum ini bersifat gratis. Petugas yang cantik itu pun nampaknya sibuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Darto. Saya beranggapan si Darto nampak terkesima dengan paras cantik sang petugas.

Pandangan ku terpusat pada papan nama sebuah ruangan yang bertuliskan "Ruang Aset, dan Dokumen Sejarah," sekejap aku langsung menghampiri
ruangan tersebut. Berbagai foto kota Tanjung Pinang dari masa penjajahan Belanda hingga masa sekarang terpampang di tembok, koleksi mata uang pada zaman kolonial, hingga dokumen surat jalan pada masa pemerintahan Belanda pun tak luput dari pandanganku.
Ruangan yang kumasuki selanjut-nya adalah ruangan peninggalan sejarah. berbagai pecahan keramik dari masa kerajaan Johor Riau, sampai senjata- senjata api milik tentara Belanda dipamerkan di Gedung yang berluaskan sekitar satu 800 Meter Persegi ini.
Pendengaranku tertuju pada dialog tentang pernikahan, "hah? jangan-jangan Darto ingin menikah dengan petugas itu," ucap saya dalam hati. Aku pun langsung menuju ke tempat si Darto yang sedang berbincang masalah pernikahan. Ternyata dugaanku salah, perbincagan tersebut ternyata tentang pernikahan adat Melayu. Ya, ternyata ruangan yang aku masuki adalah ruangan "alam pernikahan melayu". Di sini ditampilkan beragam pernak-pernik pernikahan seperti, gelang-gelang, kalung, baju pengantin dan aksesoris pernikahan melayu pada umum-nya.

Tak sadar kami sudah berada sekitar 40 menit di Museum ini, aku pun langsung mengajak Darto untuk segera ke Pelabuhan. kami pun langsung menuju pintu keluar museum. Namun ada satu hal yang masih belum ku tahu, yaitu tentang sosok patung yang ada di Halaman depan museum. "Mereka ini siapa mbak?" ucap-ku sambil menunjuk patung-patung tersebut. "Ini adalah patung raja-raja Riau dari yang pertama hingga yang terakhir," ucap sang petugas.
Sayang, aku dan Darto harus menyebrang ke Pulau Lingga 20 Menit lagi, sehingga kami tak bisa menikmati seluruh isi Museum ini."Gir, petugas-nya cantik yah?" tanya Darto. Aku pun hanya menjawab, "cape deh," dengan mimik cemburu.

04 April, 2011

BANK TAK BOLEH ALIHKAN KREDIT MACET KE PIHAK LAIN


JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Achsanul Qosasi mengatakan bank tidak boleh serta merta mengalihkan kredit macet terhadap pihak lain apalagi menjualnya. Maka menurut dia pengalihan kredit terhadap pihak lain harus diatur dengan jelas.

"Bank tidak bisa menjual kreditnya tanpa persetujuan nasabah. Karena Perjanjian Kredit (PK-nya ditandatangani antara nasabah dengan bank bukan pihak lain,” ujar Achsanul kepada okezone , Senin (4/4/2011).

Menurut politisi Demokrat tersebut, macetnya kredit bukanlah sepenuhnya kesalahan seorang nasabah. Di mana bank juga berperan di dalamnya. Bagi Achsanul, bank memiliki banyak jalan keluar untuk menyelesaikan persoalaan kredit macet dengan para nasabahnya.

"Dan masih banyak langkah-langkah penyelesaian yang harus dijalankan Bank. Seperti reconditioning (perubahan persyaratan), rescheduling (penjadwalan ulang), restruckturing (perubahan struktur kredit), dan injection (penambahan plafoand) dan lain sebagainya,” kata dia.

Langkah seperti di atas menurut Achsanul, merupakan prosedur yang harus dijalankan Bank. Namun, Bank seringkali tidak mematuhi prosedur tersebut.

“Langkah ini harus dilakukan dan merupakan kewajiban Bank dalam membina nasabahnya. Perbankan terkadang ambil jalan pintas dengan eksekusi dan menyerahkan pada pihak lain dengan cara penagihan ala premanisme, ditakut-takuti, diancam, diganggu, diteror, sehingga nasabah takut dan malu,” tuturnya.

Dikatakannya, cara jalan pintas dengan menggunakan jasa debt collector atau cara premanisme, lebih banyak digunakan oleh bank asing. Cara seperti ini sengaja digunakan oleh pihak asing untuk mengeruk banyak keuntungan.

“Celakanya cara-cara ini dilakukan oleh Bank Asing. Mereka telah mengeruk keuntungan daro nasabah-nasabah kita dan memancing dengan fase-fase yang dijanjikan kemudian rakyat kita dijerat dalam perangkat jebakan ekonomi yang tiada berujung. Denda dibesarkan, biaya aneh dikemas dalam bentuk fee dan penalti,” imbuhnya.(ade)

WHAT WRONG WITH CITIBANK


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku pembobolan rekening nasabah Citibank sebesar Rp 20 miliar, Malinda Danuardja alias Melinda Dee alias Inong Melinda merasa risih foto-foto seksinya diumbar di media massa. Ia menuding foto-fotonya yang disebarluaskan itu adalah rekayasa.

“Ibu Melinda sangat keberatan sekali foto-fotonya disebarluaskan,” ujar salah satu anggota kuasa hukum Melinda, Indra Sahnun Lubis saat dihubungi Republika, Ahad (3/4).

Menurutnya, foto-foto seksi yang ada di sejumlah media massa itu adalah hasil rekayasa. Sehingga, ia meminta kepada pihak kepolisian untuk menindak pihak-pihak yang pertama kali menyebarluaskan foto-foto tersebut.

Seperti diketahui, Melinda diduga melakukan penggelapan dan pencucian uang sebesar Rp 20 miliar. Ia ditangkap di salah satu apartemen miliknya di bilangan Jakarta Selatan, Rabu (23/3) lalu. Usai menjalami pemeriksaan, Melinda langsung dijadikan sebagai tersangka dan ditahan di Bareskrim Mabes Polri.

LUAR BISA "NUNUN NURBAITI BISA MENGHILANG"


BUKAN SULAP BUKAN SIHIR, tapi ini benar-benar terjadi di Republik ini. Seorang saksi yang berperan besar mengungkapkan kasus besar bisa hilang bagaikan ditelan bumi. Siapapun pasti tahu orang tersebut pasti "disembunyikan" agar kasus ini tidak kelar-kelar. Alangkah anehnya jika istri seorang mantan Wakapolri bisa hilang tak berbekas tanpa diketahui suaminya, anaknya ataupun keluarganya. Cerita ini kalau dijadikan sinetro bisa habis 100 episode dan pasti kejar tayang karena banyak pengemarnya. Cukuplah sudah sandiwara ini........

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mengatakan keberadaan Nunun Nurbaeti, istri Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Adang Darodjatun, masih buram. "Masih buram, belum diketahui keberadaannya," kata Busyro di Jakarta, Senin.

Busyro menuturkan penyidik KPK telah meminta pihak keluarga agar menghadirkan Nunun, namun belum ada jawaban. Mantan Ketua Komisi Yudisial itu menyatakan penyidik KPK mendapat informasi Nunun sempat pindah tempat ke beberapa negara.

Terkait memanggil paksa Nunun, Busyro menyebutkan KPK memiliki keterbatasan mengejar saksi kasus pemberian cek perjalanan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom tersebut karena berada di luar negeri. "Kami mudah memanggil paksa kalau ada di luar kota namun jika misalnya ada di Singapura yang tidak ada ekstradisi, siapa yang mau memanggil paksa," ujar Busyro.

Ketua KPK menegaskan akan terus berupaya mencari dan mengejar keberadaan Nunun guna menjalani pemeriksaan. Sebelumnya, penyidik KPK berupaya beberapa kali memanggil Nunun sebagai saksi penting terkait dugaan kasus pemberian cek perjalanan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom pada 2004.

Namun istri jenderal purnawirawan itu, tidak pernah memenuhi panggilan penyidik KPK karena sakit hilang daya ingat berdasarkan keterangan salah satu dokter. Kasus pemberian cek perjalanan itu menyeret sekitar 24 anggota DPR RI periode 2004-2009.