Pertanyaan yang akhir-akhir ini sering dilontarkan banyak orang. Pasca penyergapan di Temanggung yang menewaskan satu orang yang di identifikasikan sebagai gembong teroris Noordin M Top banyak terjadi kejanggalan atas kebenaran klaim tersebut. Termasuk pihak yang meragukan di sini mantan Kabakin M. Hendropriyono dan Direktur International Crisis Group (ICG) Sidney Jones serta Kepala Pusat Terorime dan Kekerasan Rohan Gunaratna. Hal ini berkaitan bahwa teroris yang tewas hanya sendirian di rumah tersebut. Kesangsian serupa juga diungkapkan keluarga besar Noordin di Malaysia yang mengucapkan selamat ulang tahun buat pria kelahiran tanggal 11 Agustus 1968 tersebut dan mendoakannya semoga panjang umur. Berbeda dengan Dr. Azhari yang pada saat penyergapan di temani oleh pembantu dekatnya. Dari photo korban yang beredar sangat diragukan sekali itu adalah Noordin M Top kecuali jika dia berganti wajah dengan operasi plastic. Wajah korban sulit dikenali disebabkan luka yang hampir membelah kepala sampai hidung akibat luka tembakan dan pecahan kaca dari bom yang diledakkan.
Dari awal penggerebekan polisi kurang memperhitungkan akibat dari tembakan-tembakan dan ledakkan bom yang dilakukan. Banyak pihak menyayangkan polisi tidak berhasil menangkap hidup-hidup tersangka yang pada saat penggerebekan hanya sendirian. Kenapa polisi tidak mengunakan gas air mata atau bom asap yang membuat korban lumpuh dan bisa ditangkap masih hidup. Alasan polisi bahwa rumah persembunyian tersangka dipasangi bom tentu tidak dapat diledakkan jika tersangkanya telah pingsan atau dilumpuhkan. Sangat disayangkan jika gembong teroris tersebut mati dalam keadaan jasadnya sulit dikenali dan sulit pula diidentifikasi pihak kepolisian.
Berita yang beredar saat ini banyak menyebutkan bahwa korban tewas di Temanggung tersebut bukanlah Noordin M Top melainkan adalah Reno alias Mubarak salah seorang anak buah Dr. Azhari. Ada juga yang mengatakan itu adalah Ibrohim (florist) atau Bahrudin Latif alias Baridin (mertua Noordin M Top). Kesimpangsiuran tentang identitas korban di Temanggung akan terungkap setelah pihak kepolisian yang hari ini akan membeberkan hasil Tes deoxyribonucleid acid (DNA).
Keberhasilan pihak kepolisian mengungkapkan pelaku peledakkan bom bunuh diri di hotel Ritz Carlton dan JW Marriot yang kondisi mayatnya lebih hancur patut di acungi jempol. Pelaku peledakkan telah diidentifikasi adalah Dani Dwi Permana umur 17 tahun (Dani) dan Ikhwan Maulana yang berumur 40 tahun (Nana). Kedua pelaku melakukan bunuh diri setelah berhasil di rekrut oleh seseorang berinisial SJ yang saat ini masih buron. Bagaimanapun juga teroris di Indonesia akan tetap ada karena akar permasalahannya berupa kemiskinan belum teratasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar