31 Mei, 2009

6 HAL YANG PALING....


Al Ghazali mengajarkan ada 6 hal yang dalam kehidupan seorang insan, yaitu:
1. Hal yang paling dekat adalah “kematian”;
2. Hal yang paling jauh adalah “masa lalu”;
3. Hal yang paling besar adalah “nafsu”;
4. Hal yang paling berat adalah “memegang amanah”;
5. Hal yang paling ringan adalah “meninggalkan sholat”;
6. Hal yang paling tajam adalah “lidah manusia”.

Sudahkah kita menjadi insani yang selalu ingat akan kematian, senantiasa belajar dari masa lalu, dan tidak memperturutkan hawa nafsu?

Sudahkah kita mampu mengemban amanah sekecil apapun, senantiasa menjaga sholat, dan selalu menjaga lisan kita?

6 STRATEGI KARIR CEMERLANG


1. Motivasi adalah Kunci Sukses
Kunci utk memahami motivasi pribadi adlh mengetahui pasti sgl hal yg membuat Anda bersemangat. Entah itu aktiitas tertentu, orang2, tempat, dan situasi yang mampu memacu gairah kerja.

2. Sukses Membutuhkan Kerja Keras
Segala kesuksesan memerlukan persiapan dan kerja keras. Thomas Alfa Edison mengatakan bahwa seorang jenius adalah orang berbakat yang menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

3. Wujudkan Impian Anda
Misi adalah nilai atau mimpi yang mengacu orangg agar dapat mencapai kesempurnaan.

4. Hargai Kemampuan Anda
Ketika Anda berjanji pada diri sendiri agar dapat mengembangkan potensi, Anda akan lebih menikmati proses peningkatan karir karena Anda tidak akan banyak memikirkan fasilitas apa yang akan Anda peroleh.

5. Atur Diri Sendiri
Sebelum bertindak spontan atau punya perasaan negatif, tenangkan perasaan dan kembangkan serta terapkan rencana aksi efektif.

6. Ambil Resiko yang Sudah Diperhitungkan
Kunci sukses utk mengambil resiko adalah tahu pasti toleransi resiko yang Anda hadapi. Untuk melakukan itu, Anda harus dapat mengevaluasi konsekuensi potensial keputusan Anda dan bersedia menerima skenario terburuk.

19 Mei, 2009

KOALISI PARPOL ISLAM YANG LEMAH


Usai sudah pendaftaran capres-cawapres yang akan mengikuti pilpres 2009-2014 dengan 3 pasang calon yakni, JK-WIN, MEGA-PRO, SBY Berboedi. Namun patut disayangkan dari ketiga pasang calon tersebut tidak satupun berasal dari refresentasi parpol berbasis islam (PKS, PAN, PKB, PPP) yang lolos parliamentary threshold di palemen. Padahal kalau dikumpulkan keempat suara parpol islam tersebut telah mencapi 20% dan melebihi koalisi calon dari ketiga partai yang mencalonkan capres-cawapres diatas. Yang menjadi pertanyaan umat mengapa mereka tidak berani atau tidak mau berkoalisi mengusung calon dari parpol islam sendiri?? Pertanyaan ini memang tidak sulit dijawab karena dari keempat parpol islam tersebut tidak ada figure “penting” yang dapat menyatukan suara mereka. Kalau mereka mau kompak dan sedikit rendah hati tentu tidak sulit juga mencari figure dimaksud karena dari kalangan mereka sudah ada yang kapabel seperti Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR), Hatta Radjasa (Menteri), Surya Dharma Ali (Menteri), Muhaimin Iskandar (Waket DPR), jadi tinggal mengkombinasikan siapa dari mereka yang punya nilai jual lebih tinggi. Bisa juga diambil calon dari kalangan luar parpol seperti Akbar Tanjung, Sri Sultan Hamengkubowono X, Jimly Asshidiqe, dan Amien Rais. Disini kombinasi akan semakin banyak didapat seperti Sultan-HNW, HNW-Jimly, Sultan-Hatta, Akbar-MI, dll. Jadi yang diperlukan keinginan politik dan kemauan untuk berusaha. Tidak mungking kekuasaan akan diperoleh tanpa usaha maksimal dari parpol islam tersebut. Masalah lain yang menganjal kemungkinan adalah “logistic” yang hampir tidak dimiliki oleh masing-masing calon dari parpol islam. Bahwa jargon islam adalah agama yang lurus tentu kita sangat setuju namun menjadi kaya dan berkuasa tetap menjadi tujuan hidup muslim agar dapat mengatur dunia menjadi rahmatanlilalamin.
Gambaran parpol islam saat ini merupakan miniature islam yang sebenarnya dimana kuantitas tidak berpengaruh terhadap situasi dan kondisi real dilapangan. Ummat Islam di Indonesia unggul secara kuantitas namun selalu kalah dalam kualitas dan ini tercermin dalam pilpres saat ini dengan tidak ada refresentasi parpol islam yang maju sebagai capres-cawapres. Walau tidak dapat dipungkiri juga bahwa ketiga calon capres-cawapres diatas merupakan orang Islam, namun tidak ada yang dari parpol islam. Tepat sekali tagline dari Cak Nur (alm) “Islam Yes Partai Islam No” karena Islam tidak hanya diwakili oleh parpol islam saja .

17 Mei, 2009

ISLAMNYA NAPOLEON BONAPARTE


Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart. Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional. Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura. "I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?" "The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..." "Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?" (Lihat Kejadian 19:30-38) "Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...." Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata : "Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters." "Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa." Selanjutnya : "Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans." "Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam." Akhirnya ia berkata : "In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner." "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping." Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab (Injil). Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggul an Al-Quran daripada Alkitab (Injil), juga semua cerita yang melatar belakanginya. Referensi : 1. Memoirs of Napoleon Bonaparte by Louis Antoine Fauvelet de Bourrienne edited by R.W. Phipps. Vol. 1 (New York: Charles Scribner's Sons, 1889) p. 168-169. http://chnm. gmu.edu/revoluti on/d/612/ 2. 'Napoleon And Islam' by C. Cherfils. ISBN: 967-61-0898- 7 http://www.shef. ac.uk/~ics/ whatis/articles/ napoleon. htm 3. Satanic Voices - Ancient and Modern by David M. Pidcock, (1992 ISBN: 1-81012-03-1) , it states on page 61, that the then official French Newspaper, Le Moniteur, carried the accounts of his conversion to Islam, in 1798 C.EIslamnya Napoleon Bonaparte ( Diteruskan dari MIlis sebelah )