29 April, 2009

ARAB YANG TIDAK BERHARGA


Kalimat tidak dilontarkan oleh orang Yahudi yang beragama, atau dalam polling pendapat di Negara Israel. Tidak pula dilontarkan untuk memberikan informasi kepada pikiran orang Yahudi yang menghina Arab yang penghianat, penakut, lemah, dan pendengki, hina, busuk, peminta-minta, sesuai dengan sastra Yahudi dalam budaya dan keyakinan mereka tentang stereotip Arab. Namun frase "Arab-murahan" ini keluar dari mulut seorang wanita Palestina di Jalur Gaza ketika mengomentari "International Criminal Court" yang mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Presiden Sudan Omar al-Bashir.

Wanita Palestina ini dengan terkejut mempertanyakan: "Lantas bagaimana dengan Yahudi Barack, Yahudi Olmert, Yahudi Gabi Ashkenazi, Yahudi Tzipi Livni? Hanya satu bulan lalu mereka menuangkan kepada kami kematian, kehancuran, mereka bakar bom mereka kepada kami. Keadilan macam apa yang telah melindungi pembunuh sesungguhnya yang membiarkan (Yahudi) merampas bangsa Arab kemudian mengadili Sudan Presiden?" Wanita Palestina itu menambahkan: Apakah karena ia orang Arab, Allahu Akbar, sampai sedemikian murahnya orang Arab."

(Tidak mungkin memisahkan antara murahnya harga orang Arab dan tingginya harga orang Yahudi di Negara Israel. Ini hubungan kontroversi. Jika orang Arab memiliki nilai, maka tidak mungkin orang Yahudi tinggi harganya. Kalau level orang Yahudi turun sedikit, maka level orang Arab akan naik dengan tingkat yang sama. Agar bisa menjamin bahwa orang Yahudi memiliki nilai tinggi sepanjang hayat, di dengan suasana demokrasi, kebebasan pendapat, kebebasan ibadah yahudi, maka Negara-negara Arab harus menghormati apa yang dilakukan Yahudi untuk dirinya sendiri. Jika tidak, lantas bagaimana akan kelihatan kelebihan kelas antara manusia dengan lainnya. Agar kelihatan harga seorang prajurit Israel yang ditawan untuk ditukar dengan 1000 tawanan Arab (Palestina), agar peluru seorang serdadu Israel bisa membunuh 100 orang Arab, agar harga seekor ikan Allks atau Hamor sama dengan gaji satu bulan warga Mesir Arab, maka Anda tidak mungkin bisa merasakan rasanya ikan Hamor (grouper) sepanjang hayat dan itu hanya dirasakan oleh Yahudi saja. Padahal ikan itu diekspor dari kota Areys setiap hari ke Israel. (Harga Arab ini menjadi murah sejak Palestina hilang. Sejak Sharon masuk dengan tank- tanknya ke Beirut, ketika Bagdad dicaplok Amerika, ketika Somalia hancur, ketika Sudan dicabik-cabik konspirasi, ketika Arafat dibunuh pada di depan penglihatan dan pendengarn orang-orang Palestina yang dekat dengannya, atau yang jauh. Orang Arab jadi murahan ketika Gaza diblokade dan perlintasannya ditutup sementara ia berteriak; wahai Arab, wahai kaum Muslimin, pada saat ketakutan dan kegusaran menghadapi Yahudi memasuki hati orang-orang sedunia.

(Sekembalinya dari Sudan, dalam pertemuan bersama sejumlah wali kota di Jalur Gaza, kepada kami Ismail Haniyeh, Palestina Perdana Menteri mengatakan, "Saya bertemu dengan presiden Sudan Omar al-Bashir dan ketika berbincang soal blockade Gaza, Bashir kepada Menteri Keuangan Sudan: Berapa banyak uang yang Anda miliki?" (Menteri Keuangan menjawab: Anggaran Sudan yang ada pada saya memiliki 25 juta dalam bentuk uang tunai." (Omar al-Bashir berkata: "Berilah kepada Gaza 20 juta dolar, cukup untuk 5 juta untuk Sudan." (Terhadap sikap mulia dari bangga Arab, kemudian keluar surat perintah penangkapan terhadap Presiden Sudan Omar al-Bashir?. [islammuhammadi/mt/infopalestina ] Dr. Fayez Abu-Shamala

KENAPA MAKAN BABI DILARANG DALAM ISLAM??

Memakan daging babi haram hukumnya dalam ajaran agama Islam, apakah agama lain juga melarangnya? berikut penjelasan berbagai aspek larangan ini:

1. Babi dilarang dalam Al quran.
Ia adalah dilarang dalam surat 2:173, 5:3, 6:145 dan 16:115.
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, “ [Al-Qur'an 5:3]
ayat-ayat Al Qur’an di atas cukup untuk memenuhi bagi Muslim mengapa babi diharamkan.

2. Daging babi ternyata juga dilarang dalam Injil. Umat Kristiani lebih percaya dengan Kitab Suci agamanya. Injil melarang mengkonsumsi babi, dalam kitab Imamat “Dan babi, meskipun ia memiliki kuku terbelah, namun dia tidak memamahbiak; babi adalah najis untuk Anda”.
“daging nya jangan kamu makan, dan bangkai mereka jangan engkau sentuh, mereka adalah najis untuk Anda.” [Imamat 11:7-8]
Babi juga dilarang dalam Injil dalam kitab Ulangan
“Dan babi, karena kukunya terbelah, namun bukan pemamah biak, ia adalah najis untuk Anda. Kamu jangan makan daging mereka, dan jangan menyentuh bangkai mereka.” [Ulangan 14:8]
larangan yang sama juga diulang dalam Injil dalam kitab Yesaya bab 65 ayat 2-5.

3. Konsumsi daging babi menyebabkan beberapa penyakit.
Memakan babi dapat menyebabkan tidak kurang dari tujuh puluh jenis penyakit. Seseorang dapat menderita berbagai helminthes (cacingan) seperti cacing gelang, cacing keremi, cacing tambang, dll Salah satu yang paling berbahaya adalah Taenia Solium, yang dalam terminologi manusia disebut cacing pita. Ia hidup di usus dan sangat panjang. berkembang melalui telur, masuk ke aliran darah dan dapat mencapai hampir semua organ tubuh. Jika ia memasuki otak dapat menyebabkan hilangnya memori. Jika memasuki jantung dapat menyebabkan serangan jantung, jika memasuki mata dapat menyebabkan kebutaan, jika memasuki hati itu dapat menyebabkan kerusakan hati.

Cacing ini dapat merusak hampir semua organ tubuh. Jenis Helminthes lain adalah Trichura Tichurasis. Kesalahpahaman umum tentang babi adalah bahwa banyak orang mengira bahwa jika dimasak dengan baik, telur cacing yang terkandung dalam daging babi akan mati. Dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan di Amerika, telah ditemukan bahwa dari dua puluh empat orang menderita Trichura Tichurasis, dua puluh dua telah memasak/mengolah daging babi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa telur cacing dalam daging babi tidak mati dimasak dengan suhu normal.

4. Lemak babi mengandung bahan untuk bangunan. Daging Babi mempunyai sedikit otot (lemak) yang mengandung bahan untuk bangunan dan kelebihan lemak. Lemak ini mengendap di tubuh dan dapat menyebabkan hipertensi dan serangan jantung. Tidak mengherankan bahwa lebih dari 50% dari Amerika menderita hipertensi.

5. Babi merupakan salah satu binatang terjorok di bumi
Ia hidup dan berkembang di kotoran binatang, kotoran manusia dan kotoran lainnya. Di masyarakat desa yang tidak memiliki toilet modern dan mereka membuang kotoran di udara terbuka, kotoran mereka akan habis dimakan oleh babi.

Di negara-negara maju seperti Australia, babi dipelihara dengan sangat bersih dan higienis. Betapa pun keras Anda mencoba untuk menjaga mereka untuk tetap bersih, mereka jorok secara alami. Mereka memakan dan menikmati kotoran kawannya sendiri.



24 April, 2009

PENTINGNYA MEMPELAJARI MANAJEMEN WAKTU


Firman Allah SWT:
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (QS. Al-Furqan/ 25:62)

Dalam ajaran Islam, disampaikan bahwa ciri-ciri seorang Muslim yang diharapkan adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim tidak patut menunggu dimotivasi oleh orang lain untuk mengelola waktunya, sebab sudah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan.

Syiar Islam menempatkan ibadah ritual pada bagian-bagian waktu dalam sehari dan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Sholat lima waktu diwajibkan dari memulai hingga mengakhiri aktivitas dalam sehari, dan waktu-waktunya selaras dengan perjalanan hari. Dalam syariat Islam dinyatakan, bahwa malaikat Jibril diutus oleh Allah untuk menetapkan waktu-waktu awal dan akhir pelaksanaan sholat lima waktu, agar menjadi panduan dan system yang baku dan cermat dalam menata kehidupan islami. Di samping itu, juga berfungsi untuk mengukur detik-detik sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Menurut Yusuf Qardhawi, mengapa begitu pentingnya umat Islam, untuk mempelajari manajemen waktu adalah karana hal-hal sebagai berikut::
1. Ajaran Islam begitu besar perhatiannya terhadap waktu, baik yang diamanatkan dalam Al Qur’an maupun As Sunnah;
2. Dalam sejarah orang-orang Muslim generasi pertama, terungkap, bahwa mereka sangat memperhatikan waktu dibandingkan generasi berikutnya, sehingga mereka mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat dan sebuah peradaban yang mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi;
3. Kondisi real, kaum Muslimin, belakangan ini justru berbalikan dengan generasi pertama dahulu, yakni cenderung lebih senang membuang-buang waktu, sehingga kita tidak mampu berbuat banyak dalam menyejahterakan dunia sebagaimana mestinya, dan tidak pula berbuat untuk akhirat sebagaimana harusnya, dan yang terjadi adalah sebaliknya, kita meracuni kehidupan dunia dan akhirat sehingga tidak memperoleh kebaikan dari keduanya.

Jika kita sadar bahwa pentingya manajemen waktu, maka tentu kita akan berbuat untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi, dan berbuat untuk akhirat seolah-olah akan mati esok hari, dan tentunya doa ini akan menjadi semboyan dalam hidup kita:
“… Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan perliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Al-Baqarah/ 2:201)

Di samping itu perlu kita sadari, bahwa Allah SWT telah bersumpah dengan menggunakan waktu untuk menegaskan pentingnya waktu dan keagungan nilainya, seperti yang tersurat dan tersirat di dalam Al Qur’an Surah Al- Lail ayat 1-2, Al Fajr ayat 1-2, Adh-Dhuha ayat 1-2, dan AL’Ashr ayat 1-2.

Oleh karena itu, harus kita sadari betapa pentingnya mempelajari manajemen waktu bagi seorang Muslim. Namun sebelum kita mempelajari manajemen waktu, maka perlu kita sadari terlebih dahulu beberapa tabiat waktu agar kita benar-benar dapat memahami esensi dari waktu tersebut, yakni: Cepat berlalu; Tidak Mungkin kembali; Harta termahal. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa waktu adalah modal yang paling unik yang tidak mungkin dapat diganti dan tidak mungkin dapat disimpan tanpa digunakan, serta tidak mungkin mendapatkan waktu yang dibutuhkan meskipun dengan mengeluarkan biaya.

Mengelola waktu berarti menata diri dan merupakan salah satu tanda keunggulan dan kesuksesan. Oleh karena itu, bimbingan untuk mendalami masalah ini adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan kita semua, apapun jabatan dan profesi kita serta tidak memandang tinggi rendahnya kedudukan seseorang.

Dengan demikian, marilah kita mulai mempelajari manajemen waktu, sehingga dengan mempunyai bekal pengetahuan tentang waktu, kita dapat terampil mengelolanya dan dengan keinginan yang kuat, maka kita akan dapat menjadikan sebuah kebiasaan dalam pemanfaatan waktu.

Seorang penulis Manajemen Islami, M. Ahmad Abdul Jawwad, dalam sebuah bukunya, memaparkan kaidah-kaidah aplikatif yang dapat mengantarkan kita kepada kesuksesan mengelola waktu secara bertahap, selangkah demi selangkah hingga pada tingkat mahir dan effektif dalam mengelola waktu dalam 14 (empat belas) langkah. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Analisalah sikap kita terhadap manajemen waktu dan kenalilah sejauh mana kemampuan kita dalam mengelola waktu!
2. Sadarilah nilai dan urgensi waktu, serta sejauh mana kebutuhan kita pada manjemen waktu!
3. Susunlah skala prioritas dan jangan lupa pada kewajiban waktu!
4. Kenalilah hal-hal yang kita butuhkan dalam mengelola waktu secara efektif!
5. Kenalilah hal-hal yang mengganggu manajemen waktu, lalu hindarilah!
6. Perhatikanlah tokoh-tokoh yang berhasil mengelola waktu!
7. Atasilah hal-hal yang dapat menyia-nyiakan waktu!
8. Luruskan persepsi kita yang keliru mengenai efisiensi waktu!
9. Pelajarilah cara mengadakan pertemuan singkat yang membawa hasil optimal!
10. Pelajarilah cara mendelegasikan secara effektif!
11. Pelajarilah cara mengoptimalkan waktu santai/ senggang!
12. Kajilah contoh-contoh aplikatif tentang manajemen dan optimalisasi waktu!
13. Didiklah anak-anak dan orang-orang di sekitar kita untuk menghargai waktu!
14. Latihlah orang lain tentang cara mengoptimalkan pemanfaatan waktu!

Untuk memulai langkah pertama dalam mengelola waktu, maka kita perlu menganalisa terlebih dahulu sikap kita terhadap manajemen waktu, yakni apakah kita selama ini menghabiskan waktu secara bijaksana atau secara sia-sia. Tes berikut akan membantu kita menjawab pertanyaan tersebut, jika setiap pertanyaan kita jawab secara jujur.


NO. TES WAKTU 1 2 3 4 5
1 Apakah Anda beraktivitas berdasarkan skala prioritas?
2 Apakah Anda melaksanakan kewajiban sepanjang hari?
3 Apakah Anda menangani tugas-tugas sulit dan krusial, tanpa menangguhkan?
4 Apakah Anda menyiapkan rencana harian dan membuat prioritas?
5 Apakah Anda melaksanakan rencana harian pada waktu yang ditentukan?
6 Apakah Anda menggunakan waktu luang secara efisien?

100PENDUDUK


Jika populasi bumi berkurang hingga hanya menjadi sebuah desa dengan hanya 100 orang penduduk, seperti apakah profil desa kecil yang beragam ini jika seluruh perhitungan rasio kependudukan dianggap maih berlaku?

Phillip M Hartner, MD, dari fakultas Kedokteran Stamford University Amerika Serikat mencoba menemukan jawaban dari pertanyaan ini. Berdasarkan analisanya, desa bumi kecil akan terdiri dari:

57 orang asia - 21 orang eropa - 14 orang beraal dari belahan bumisebelah barat - 8 orang afrika - 52 orang perempuan - 48 laki-laki 80 orang bukan kuli putih 20 orang kulit putih 89 heteroseksual 11 homoseksual - 6 orang memiliki 59% dari dari seluruh kekayaan bumi, dan keenam orang tsb seluruhnya berasal dari Amerika Serikat. - 80 orang tinggal dirumah-rumah yang tidak memenuhi standar. - 70 orang tidak dapat membaca - 50 orang menderita kekurangan gizi - 1 orang hampir meninggal - 1 orang sedang hamil - 1 orang memiliki latar belakang perguruan tinggi - 1 orang memiliki computer

Nah, marilah kia merenungkan hasil analisa Hartner dan mulai dari hal-hal sbb:

- Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat, maka anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan bertahan hidup minggu ini.

- Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksaan, ataupun kelaparan, maka anda berada selangkah lebih maju dari 500 juta orang didunia.

- Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik atau keagamaan tanpa merasa takut akan dilecehkan, ditangkap atau disiksa, maka anda beruntung karena lebih dari 3 milyar orang didunia tidak dapat melakukannya.

- Jika anda memiliki makanan di lemari pendingin, baju-baju di lemari pakaian, dan memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat, maka anda lebih kaya dari 75% penduduk di dunia ini.

- Jika anda memiliki uang di bank, di dompet, dan mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan di restoran, maka anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya di dunia.

- Jika anda mampu menegakkan kepala dengan senyuman dibibir, dan merasa benar-benar bahagia, maka anda memiliki keistimewaan tersendiri, karena sebagian besar orang tidak memperoleh keistimewaan tsb.

- Jika anda dapat membaca pesan ini, anda jauh lebih beruntung dibandingkan lebih dari 2 milyar orang yang tidak dapat membaca sama sekali.

NB: Who's more lucky? Yes.. You!!

Iloveblue-lovingpeople

17 April, 2009

BREAKING ICE


Seorang pengemis duduk mengulurkan tangannya di sudut jalan. Tolstoy, penulis besar Rusia yang kebetulan lewat di depannya, langsung berhenti dan mencoba mencari uang logam di sakunya. Ternyata tak ada. Dengan amat sedih ia berkata, "Janganlah marah kepadaku, hai Saudaraku. Aku tidak bawa uang."

Mendengar kata-kata itu, wajah pengemis berbinar-binar, dan ia menjawab, "Tak apa-apa Tuan. Saya gembira sekali, karena Anda menyebut saya saudara. Ini pemberian yang sangat besar bagi saya."

Setiap manusia, apapun latar belakangnya, memiliki kesamaan yang mendasar: ingin dipuji, diakui, didengarkan dan dihormati. Kebutuhan ini sering terlupakan begitu saja. Banyak manajer yang masih beranggapan bahwa orang hanya termotivasi uang. Mereka lupa, nilai uang hanya bertahan sampai uang itu habis dibelanjakan. Ini sesuai dengan teori Herzberg yang mengatakan bahwa uang tak akan pernah mendatangkan kepuasan dalam bekerja.

Manusia bukan sekadar makhluk fisik, tapi juga makhluk spiritual yang membutuhkan sesuatu yang jauh lebih bernilai. Mereka butuh penghargaan dan pengakuan atas kontribusi mereka. Tak perlu sesuatu yang sulit atau mahal, ini bisa sesederhana pujian yang tulus.

Namun, memberikan pujian ternyata bukan mudah. Jauh lebih mudah mengritik orang lain. Seorang kawan pernah mengatakan, "Bukannya saya tak mau memuji bawahan, tapi saya benar-benar tak tahu apa yang perlu saya puji. Kinerjanya begitu buruk." "Tahukah Anda kenapa kinerjanya begitu buruk?" saya balik bertanya. "Karena Anda sama sekali tak pernah memujinya!"

Persoalannya, mengapa kita begitu sulit memberi pujian pada orang lain? Menurut saya, ada tiga hal penyebabnya, dan kesemuanya berakar pada cara kita memandang orang lain. Pertama, kita tidak tulus mencintai mereka. Cinta kita bukanlah unconditional love, tetapi cinta bersyarat. Kita mencintai pasangan kita karena ia mengikuti kemauan kita, kita mencintai anak-anak kita karena mereka berprestasi di sekolah, kita mengasihi bawahan kita karena mereka memenuhi target pekerjaan yang telah ditetapkan.

Perhatikanlah kata-kata di atas: cinta bersyarat. Artinya, kalau syarat-syarat tidak terpenuhi, cinta kita pun memudar. Padahal, cinta yang tulus seperti pepatah Perancis: L`amour n`est pas parce que mais malgre. Cinta adalah bukan "cinta karena", tetapi "cinta walaupun". Inilah cinta yang tulus, yang tanpa kondisi dan persyaratan apapun.

Cinta tanpa syarat adalah penjelmaan sikap Tuhan yang memberikan rahmatNya tanpa pilih kasih. Cinta Tuhan adalah "cinta walaupun". Walaupun Anda mengingkari nikmatNya, Dia tetap memberikan kepada Anda. Lihatlah bagaimana Dia menumbuhkan bunga-bunga yang indah untuk dapat dinikmati siapa saja tak peduli si baik atau si jahat. Dengan paradigma ini, Anda akan menjadi manusia yang tulus, yang senantiasa melihat sisi positif orang lain. Ini bisa memudahkan Anda memberi pujian.

Kesalahan kedua, kita lupa bahwa setiap manusia itu unik. Ada cerita mengenai seorang turis yang masuk toko barang unik dan antik. Ia berkata, "Tunjukkan pada saya barang paling unik dari semua yang ada di sini!" Pemilik toko memeriksa ratusan barang: binatang kering berisi kapuk, tengkorak, burung yang diawetkan, kepala rusa, lalu berpaling ke turis dan berkata, "Barang yang paling unik di toko ini tak dapat disangkal adalah saya sendiri!"

Setiap manusia adalah unik, tak ada dua orang yang persis sama. Kita sering menyamaratakan orang, sehingga membuat kita tak tertarik pada orang lain. Padahal, dengan menyadari bahwa tiap orang berbeda, kita akan berusaha mencari daya tarik dan inner beauty setiap orang. Dengan demikian, kita akan mudah sekali memberi pujian.

Kesalahan ketiga disebut paradigm paralysis. Kita sering gagal melihat orang lain secara apa adanya, karena kita terperangkap dalam paradigma yang kita buat sendiri mengenai orang itu. Tanpa disadari kita sering mengotak-ngotakkan orang. Kita menempatkan mereka dalam label-label: orang ini membosankan, orang itu menyebalkan, orang ini egois, orang itu mau menang sendiri. Inilah persoalannya: kita gagal melihat setiap orang sebagai manusia yang "segar dan baru". Padahal, pasangan, anak, kawan, dan bawahan kita yang sekarang bukanlah mereka yang kita lihat kemarin. Mereka berubah dan senantiasa baru dan segar setiap saat.

Penyakit yang kita alami, apalagi menghadapi orang yang sudah bertahun-tahun berinteraksi dengan kita adalah 4 L (Lu Lagi, Lu Lagi -- bahasa Jakarta). Kita sudah merasa tahu, paham dan hafal mengenai orang itu. Kita menganggap tak ada lagi sesuatu yang baru dari mereka. Maka, di hadapan kita mereka telah kehilangan daya tariknya. Sewaktu membuat tulisan ini, istri saya pun menyindir saya dengan mengatakan bahwa saya tak terlalu sering lagi memujinya setelah kami menikah. Sebelum menikah dulu, saya tak pernah kehabisan bahan untuk memujinya. Sindiran ini, tentu, membuat saya tersipu-sipu dan benar-benar mati kutu.

Pujian yang tulus merupakan penjelmaan Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Maka, ia mengandung energi positif yang amat dahsyat. Saya telah mencoba menerapkan pujian dan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang saya jumpai: istri, pembantu yang membukakan pagar setiap pagi, bawahan di kantor, resepsionis di kantor klien, tukang parkir, satpam, penjaga toko maupun petugas di jalan tol. Efeknya ternyata luar biasa. Pembantu bahkan menjawab ucapan terima kasih saya dengan doa, "Hati-hati di jalan Pak!" Orang-orang yang saya jumpai juga senantiasa memberi senyuman yang membahagiakan. Sepertinya mereka terbebas dari rutinitas pekerjaan yang menjemukan. Pujian memang mengandung energi yang bisa mencerahkan, memotivasi, membuat orang bahagia dan bersyukur. Yang lebih penting, membuat orang merasa dimanusiakan.

Penulis adalah dosen FISIP Universitas Indonesia dan konsultan di Dunamis-Franklincovey Indonesia.









HARAPAN IBU....


Nak, jauh sebelum kau hadir dalam kehidupan ayah dan ibu, kami senantiasa bermohon kepada Allah Swt agar dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholihah, yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, rajin beribadah dan belajar, serta dapat menjadi penerus dakwah Ilallaah.

Banyak rencana yang kami rancang, agar kelak bila kau hadir, kami sudah siap menjadi orang tua yang baik dan mampu mendidikmu dengan didikan yang sesuai dengan dinnul Islam, tuntunan kita seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah Saw kepada kita.

Ayah dan Ibu ingin, kelak bila Allah mengamanahkan kepada kami seorang putri, maka dia akan berakhlaq seperti akhlaqnya Fatimah putri Rasulullah, dan bila Allah mengamanahkan seorang putra, maka dia akan seperti Ali.


Setelah tanda kehadiranmu mulai tampak, Ibu sering mual, muntah-muntah, sakit kepala dan sering mau pingsan, Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya, kami menjagamu sepenuh hati, serta senantiasa berharap, kelak kau lahir sebagai anak yang sehat, sempurna dan menyenangkan.

Sejak dalam rahim, kami mencoba menanamkan kalimat-kalimat tauhid kepadamu dan berupaya mengenalkanmu kepada Sang Pencipta, dengan bacaan ayat-ayat suci-Nya, dengan senandung-senandung shalawat Nabi, dengan nasyid-nasyid yang membangkitkan semangat da’wah dan rasa keimanan kepada Allah yang Esa.

Saat kau akan lahir, Ibu merasakan sakit yang amat sangat, seolah berada antara hidup dan mati, namun Ibu tidak mengeluh dan putus asa, karena bayangan kehadiranmu lebih Ibu rindukan dibanding dengan rasa sakit yang Ibu rasakan. Ibu tak henti-hentinya berdo’ a, memohon ampunan dan kekuatan kepada Allah. Ayahpun tidak tidur beberapa malam untuk memastikan kehadiranmu, menemani dan menguatkan Ibu, agar sanggup melahirkanmu dengan sempurna. Bacaan dzikir dan istighfar, mengiringi kelahiranmu.

Begitu kau lahir, sungguh rasa sakit yang amat sangat sudah terlupakan begitu saja. Setelah tangismu terdengar, seolah kebahagiaan hari itu hanya milik Ibu dan Ayah. Air mata yang tadinya hampir tak henti mengalir karena menahan sakit, berganti menjadi senyum bahagia menyambut kelahiranmu. Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah Swt, kemudian Ayah melantunkan bacaan adzan dan iqomat ditelingamu, agar kalimat yang pertama kali kau dengar adalah kalimat Tauhid yang harus kau yakini dan kau taati selama hidupmu.

Saat pertama kali kau isap air susu Ibu, Ibu merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara. Ibu ingin memberikan semuanya kepadamu, agar kau segera tumbuh besar dan sehat. Ibu berupaya supaya ASI ini dapat mencukupi kebutuhanmu. Ibu berupaya untuk selalu dekat denganmu, dan selalu mengajakmu kemanapun Ibu pergi, supaya kapanpun kau lapar, Ibu selalu siaga memberikan air surgawi karunia Ilahi itu kepadamu.

Ibu berusaha untuk selalu siap siaga menjagamu, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Saat malam sedang tidur lelap, Ibu akan terjaga bila kau tiba-tiba menangis karena popokmu basah atau karena kau lapar. Saat sedang makan dan kau buang air besar, Ibu dengan rela menghentikan makan dan mengganti popokmu dulu. Dan semuanya, Ibu lakukan dengan senang hati, tanpa rasa risih dan jijik.

Sejak kau masih dalam ayunan, Ibu senantiasa membacakan do'a dalam setiap kegiatan yang akan kau lakukan. Ibu bacakan do'a mau makan ketika kau hendak makan, do’a mau tidur ketika kau mau tidur, dan do’a apa saja yang harus kau tahu dan kau amalkan dalam kehidupan keseharianmu. Ibu bacakan selalu ayat kursi dan surat-surat pendek satu persatu setiap malam, dikala mengantarmu tidur, ayat-per ayat dan Ibu ulang berkali-kali hingga kau sanggup mengingatnya dengan baik, dengan harapan kau besar nanti menjadi penghafal Al Qu’ran.

Ketika kau sudah mampu berbicara, subhanallah, tanpa kami duga, kau telah hafal berbagai macam do’a dan beberapa surat pendek. Ibu bersyukur dan bangga kepadamu. Muncul harapan dalam hati ini, kelak kau tumbuh menjadi anak yang pintar dan rajin belajar.

Tatkala kau mulai belajar sholat, dan usai sholat kau lantunkan do’a untuk orang tua, walau dengan bacaan yang masih belum sempurna, bercucur air mata ibu karena kau telah mampu melafalkan do’a itu. Timbul harapan dihati yang paling dalam, kelak hingga ketika Ibu dan Ayah tiada, kau tetap melantunkan do’a itu, karena do’amu akan memberikan kepada Ibu dan Ayah pahala yang tak henti-hentinya di yaumil-akhir. Kaulah asset masa depan bagi umi dan abi. Kau akan mampu menolong umi dan abi di yaumil-akhir nanti, bila kau menjadi anak yang sholihah.

Nak, kehadiranmupun memberikan kepada Ibu dan Ayah pelajaran yang sangat berharga, kau mengingatkan kami
tatkala masih sepertimu. Mengingatkan dengan lebih kuat lagi, betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh kakek nenekmu kepada kami, hingga Ibu dan Ayah tumbuh dewasa dan bahkan sampai menjadi orang tua seperti mereka.

Ibu dan Ayah sangat menyayangimu, karena kami ingin kaupun menjadi anak yang penyayang terhadap sesama. Kami hampir selalu menyertakan kata sayang dibelakang namamu saat memanggilmu, supaya hatimu senang dan gembira bersama Ibu dan Ayahi.

Saat kau memasuki usia sekolah, Kami carikan sekolah yang baik untukmu. Sekolah yang memiliki visi pendidikan seperti yang Ibu dan Ayah inginkan. Alhamdulillaah, saat kau mulai sekolah, telah banyak berdiri sekolah-sekolah Islam Terpadu, sehingga kami tidak kesulitan mencarikan sekolah untukmu. Ayah mengantarmu ke sekolah setiap pagi dan Ibu mendampingimu selalu hingga kau berani ditinggal di sekolah sendiri.

Keperluan sekolahmu selalu kami upayakan, walau kadang harus dengan susah payah, agar kau bisa memperoleh pendidikan yang baik dan layak untuk kehidupanmu dimasa yang akan datang. Kami senantiasa berupaya membimbingmu untuk dapat melakukan segala sesuatu, agar saat besar nanti kau mampu melayani dirimu sendiri.

Bila Ibu dan Ayah tidak mau melayanimu untuk hal-hal yang sudah dapat kau lakukan sendiri, itu bukan berarti kami tidak menyayangimu, tapi justru sebaliknya. Karena Ibu dan Ayah sayang sekali padamu, kau tidak boleh terlalu dimanjakan, hingga saat kau besar nanti, kau jadi anak yang mandiri dan serba bisa.

Maafkan Ibu dan Ayah bila sekali waktu (atau bahkan sering) memarahimu ketika kau membuat kesalahan yang berulang-ulang. Sungguh, sebenarnya Ibu dan Ayah tak ingin memarahimu, namun kamipun sadar bahwa kau harus tahu dan harus dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, agar saat kau dewasa dan telah bergaul dengan masyarakat umum nanti, kau bisa memilih untuk selalu melakukan yang haq dan meninggalkan yang bathil. Semoga kau tidak salah sangka.

Maafkan pula bila Ibu dan Ayah selalu membatasi tontonan dan bacaanmu, karena dewasa ini sangat banyak media yang dapat merusak pendidikan yang sudah kami terapkan kepadamu. Itu semua kami lakukan, agar kau terpelihara dari hal-hal negatif yang akan mendangkalkan akhlaq dan perilakumu. Ibu dan Ayah ingin, kau menjadi anak yang faqih dalam hal agama, menjadi generasi Qur’ani, dan menjadi penerus dakwah Ilallaah.

Inilah harapan Ibu dan Ayah kepadamu, sangat banyak dan sangat ideal. Oleh karenanya, kami senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah Yang Esa, yang Berkuasa dan Maha Agung, agar tidak salah langkah dalam mendidikmu.

Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyaatinaa qurrota a'yun waj’alnaa lilmuttaqiina imaaman. Amiin

01 April, 2009

ANAK MEDAN BUNG...


Ginting, seorang mahasiswa baru asal Medan yang
baru pertama datang ke
Yogya kebetulan pingin sekali minum minuman khas
daerah tersebut yaitu Dawet alias cendol.

Ginting : Mbak, beli cendol....
Mbak : sampun telas mas (=Sudah habis)
Ginting : Iya memang harus pake gelas...

Mbak : Mboten wonten mas (=tidak ada)
Ginting : Iya memang saya suka pake santen...

Mbak : (Dengan nada kesal) Dasar sinting !!!
Ginting : Kok tahu nama saya Ginting...??

Mbak : (Tambah kesal) Dasar wong edan..!!!
Ginting : Wah mbak betul lagi..saya memang dari
Medan.

Mbak : (Nada marah) Dasar wong ora duwe otak...!!!
Ginting : Memang benar saya asli Batak.

Mbak : Dasar budeg (=tuli)....!!!!
Ginting : Selain cendol saya memang suka gudeg.

Mbak : Sampeyan kok kurang kerjaan?
Ginting : Benar sekali mbak teman-teman saya
emang kurang kerjaan, mereka sukanya baca-baca
yang kayak gini ini...!!!????

BELAJAR DARI BANGSA JEPANG


Banyak hal yang dapat kita pelajari dari negara yang mungil,kecil dibandingkan negara kita yang kaya raya,segala sesuatu ada,kekayaan alam yang luar biasa namun apa yang terjadi dengan bangsa indonesia ? marilah kita lihat sejenak rahasia sukses negeri yang tidak lebih besar dari pulau sumatera ini,yang tidak memiliki kekayaan alam yang berarti,bahkan juga telah diluluh lantakkan bom atom (hirosima dan nagasaki) hingga sekarang masih tersisa zat radioaktifnya.

1. Menghargai waktu

Masyarakat jepang terkenal dengan kedisiplinannya terhadap waktu. Sungguh luar biasa bila anda melihat sendiri bagaimana masyarakat Jepang sangat pentingnya arti waktu bagi mereka. Lihatlah bila mereka berjalan, seperti mengejar sesuatu, hampir semua masyarakat Jepang memakai jam tangan kemanapun mereka pergi. Apabila anda terlambat semenit saja kereta, maka anda harus menunggu kereta selanjutnya. Mungkin ini sangat bertolak belakang dengan budaya masyarakat Indonesia yang terkenal dengan jam karet. Ironis memang.

2.Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan "agak memalukan" di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk "yang tidak dibutuhkan" oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi), membuat mahasiswa tidak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.

3. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena "mengundurkan diri" bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

4. Bersih, teratur dan rapi

Alangkah nikmatnya bila kita berjalan jalan (hampir diseluruh wilayah jepang). Begitu nyaman, bersih dan tertata dengan rapi. Masyarakat jepang sudah terbiasa dengan membuang sampah ditempatnya, bahkan sudah biasa dipisahkan, antara sampah yang dapat di bakar, sampah dapur, atau sampah lainnya sudah tertata dengan rapih, bahkan berbeda sampah berbeda pula hari dan jadwal membuangnya.

5. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian. Termasuk saya dulu sempat berpikir kenapa pemanas ruangan menggunakan minyak tanah yang merepotkan masih digandrungi, padahal sudah
cukup dengan AC yang ada mode dingin dan panas. Alasannya ternyata satu, minyak tanah lebih murah daripada listrik. Professor Jepang juga terbiasa naik sepeda tua ke kampus, bareng dengan mahasiswa-mahasiswanya.

6. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
Mobil yang dihasilkan juga relatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat dan lebih hemat bahan bakar. Perusahaan Matsushita Electric yang dulu terkenal dengan sebutan "maneshita" (peniru) punya legenda sendiri dengan mesin pembuat rotinya. Inovasi dan ide dari seorang engineernya bernama Ikuko Tanaka yang berinisiatif untuk meniru teknik pembuatan roti dari sheef di Osaka International Hotel, menghasilkan karya mesin pembuat roti (home bakery) bermerk Matsushita yang terkenal itu.

7. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat
tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).

8. Budaya baca


Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi.Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

Bangsa Indonesia punya hampir semua resep orang Jepang diatas, hanya mungkin kita belum mengasahnya dengan baik. Di Jepang mahasiswa Indonesia termasuk yang unggul dan bahkan mengalahkan mahasiswa Jepang. Orang Indonesia juga memenangkan berbagai award berlevel internasional. Saya yakin ada faktor "non-teknis" yang membuat Indonesia agak terpuruk dalam teknologi dan ekonomi. Mari kita bersama mencari solusi untuk berbagai permasalahan republik ini. Dan terakhir kita harus tetap mau belajar dan menerima kebaikan dari siapapun juga.